AWS Investasi Rp160 Triliun Untuk Proyek Data Center di Inggris
Metapasar - Amazon Web Services (AWS) berencana untuk menginvestasikan £8 miliar atau sekitar Rp160 triliun selama lima tahun ke depan (2024-2028) untuk membangun, mengoperasikan, dan memelihara pusat data di Inggris. Investasi ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitas di seluruh negara, yang diperkirakan akan berkontribusi sebesar £14 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris hingga 2028. Selain itu, investasi ini akan mendukung lebih dari 14.000 pekerjaan setara penuh waktu (FTE) setiap tahunnya di bisnis-bisnis lokal di Inggris, yang mencakup rantai pasokan pusat data AWS, mulai dari konstruksi, pemeliharaan fasilitas, teknik, telekomunikasi, hingga pekerjaan lain dalam ekonomi lokal yang lebih luas.
Meningkatkan Investasi di Inggris
AWS pertama kali meluncurkan AWS Region di Inggris pada Desember 2016, dan dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan terus memperluas Region tersebut untuk mencakup tiga Availability Zones (AZ), dua WaveLength Zones, dua Edge Locations, dan satu Regional Edge Cache. Sejak awal dekade ini (2020-2023), AWS telah menginvestasikan lebih dari £3 miliar di Inggris untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang. Investasi ini diperkirakan telah mendukung rata-rata lebih dari 6.000 pekerjaan FTE di bisnis lokal. Dengan pengumuman terbaru ini, total investasi AWS yang direncanakan di Inggris dari 2020 hingga 2028 akan melebihi £11 miliar.
Saat ini, organisasi dari berbagai skala dan industri menggunakan AWS, mulai dari startup yang tumbuh pesat, bisnis kecil dan menengah (UKM), hingga perusahaan besar, lembaga sektor publik, institusi pendidikan, dan badan pemerintah. Pelanggan AWS di antaranya adalah AstraZeneca, Cancer Research UK, Deliveroo, easyJet, EDF, Genomics England, Just Eat, Monzo, Natural History Museum, NatWest Group, Sainsbury’s, Swindon Borough Council, The Very Group, UK Biobank, dan Zilch, yang semuanya menggunakan AWS untuk menurunkan biaya, meningkatkan fleksibilitas, dan berinovasi lebih cepat.
Menteri Keuangan, Rachel Reeves, mengutip dari laman resmi AWS mengatakan, “Investasi £8 miliar dari Amazon Web Services ini menandai awal kebangkitan ekonomi dan menunjukkan bahwa Inggris adalah tempat yang baik untuk berbisnis. Saya menyambut baik pengumuman ini sebagai bagian dari misi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan, membuka investasi, dan menjadikan setiap bagian dari Inggris lebih sejahtera.”
Sekretaris Teknologi, Peter Kyle, menambahkan, “Pengumuman hari ini mencerminkan kekuatan yang terus tumbuh dari ekonomi digital Inggris, dengan pemain utama seperti Amazon Web Services berkomitmen untuk berkembang dan memperluas di negara kita. Sebagai Sekretaris Teknologi, saya berkomitmen untuk mendukung kemajuan digital agar dapat meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Dari peningkatan daya komputasi hingga akses ke AI yang penting bagi para inovator untuk memiliki infrastruktur yang mereka butuhkan guna menumbuhkan ekonomi digital kita dan mendorong terobosan.”
Tanuja Randery, Wakil Presiden dan Direktur Pelaksana, Eropa, Timur Tengah & Afrika (EMEA) di AWS, mengatakan, “Beberapa tahun ke depan bisa menjadi yang paling penting bagi masa depan digital dan ekonomi Inggris, karena organisasi dari berbagai ukuran di seluruh negeri semakin memanfaatkan teknologi seperti komputasi awan dan AI untuk mempercepat inovasi, meningkatkan produktivitas, dan bersaing di panggung global. Kami bangga mengumumkan rencana kami untuk menginvestasikan £8 miliar dalam infrastruktur digital dan AI selama lima tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mitra kami yang terus berkembang, serta mendukung transformasi ekonomi digital Inggris.”
Memaksimalkan Manfaat Komputasi Awan
Dampak ekonomi total dari komputasi awan di Inggris mencapai lebih dari £42 miliar pada tahun 2023, menurut analisis independen oleh Telecom Advisory Services. Angka ini setara dengan 1,6% dari PDB, atau lebih besar dari sektor manufaktur otomotif di Inggris.
Untuk lebih memahami dampak aktual dan potensial dari komputasi awan dan AI di Inggris, AWS menugaskan konsultan independen, Public First, untuk melakukan penelitian kuantitatif baru mengenai bagaimana bisnis di Inggris menggunakan dan berencana untuk menggunakan komputasi awan. Sebagai bagian dari ini, Public First mensurvei lebih dari 2.000 pengambil keputusan bisnis senior dan membangun model ekonomi baru mengenai hubungan antara teknologi digital dan produktivitas bisnis.
Komputasi Awan Sebagai Teknologi Penting Bagi Pertumbuhan Inggris
Komputasi awan telah memungkinkan startup, bisnis kecil, dan badan sektor publik untuk mengakses teknologi yang sama seperti perusahaan besar, yang membantu mereka mendorong inovasi lebih cepat, mengurangi biaya, dan bersaing di panggung global.
Menurut survei Public First, 84% responden yang merupakan pelanggan AWS percaya bahwa bisnis mereka telah menghemat biaya berkat investasi dalam infrastruktur awan, dengan rata-rata penghematan biaya sebesar 28% dibandingkan menggunakan infrastruktur di tempat.
Rata-rata, responden mengatakan bahwa menggunakan AWS mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan perangkat lunak baru lebih dari seperempat (27%). Selain itu, 82% pelanggan AWS percaya bahwa komputasi awan memungkinkan mereka untuk membawa bisnis mereka ke pasar global, sementara 85% setuju bahwa penggunaan komputasi awan memudahkan mereka untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar.
Komputasi awan tidak hanya mengurangi biaya dan meningkatkan inovasi, tetapi juga membantu bisnis dan sektor publik untuk meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan mereka. Survei tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari tiga perempat (78%) pengguna AWS mengklaim telah mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan keberlanjutan mereka sebagai hasil dari penggunaan komputasi awan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow