Biden Sahkan Kebijakan Kenaikan Tarif Masuk Atas Produk Asal Cina Hingga Empat Kali Lipat
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Selasa (14/5) mengesahkan paket kebijakan yang bakal menaikkan tarif bea masuk terhadap berbagai produk impor asal Cina, termasuk di antaranya baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV), chip komputer sampai dengan produk kesehatan.
Kebijakan baru Biden ini cukup berani lantaran mempertaruhkan elektabilitas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu), yang diprediksikan bakal berdampak pada para pemilihnya terkait dengan kebijakan ekonomi yang dibuat.
Seperti yang diketahui, pada November mendatang Biden bakal bersaing dengan Donald Trump dalam Pemilu. Tidak berbeda dengan Biden, Trump juga tengah mempersiapkan kebijakan khusus terkait dengan produk impor asal Cina.
Bahkan Trump sebelumnya telah mengeluarkan usulan guna menaikkan tarif impor hingga 60% atas produk asal Cina. Rencana Trump ini pun dinilai para pengamat kebijakan AS sangat blak-blakan, lantaran bakal memicu terjadinya inflasi.
Pemerintah Cina di sisi lain, berjanji bakal mengambil tindakan sebagai upaya balas dendam atas kebijakan Biden ini. Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan pemerintahnya menentang pemberlakuan kebijakan kenaikan tarif bea, serta bakal mengambil segala langkah yang dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kepentingan negerinya.
Biden sendiri bersikeras untuk mengesahkan kebijakan kenaikan tarif, seperti yang dilakukan oleh pendahulunya dari Partai Republik, yakni Donald Trump sembari menaikkan tarif bea masuk lain. Misalnya saja bakal menaikkan sebesar empat kali lipat bea masuk kendaraan listrik hingga lebih dari 100%, serta melipatgandakan bea tarif masuk produk semikonduktor hingga 50%.
Kebijakan ini, diyakini bakal berpengaruh terhadap barang impor asal Cina yang masuk ke Amerika Serikat, yang sejauh ini nilainya ditaksir mencapai USD18 miliar, termasuk produk baja dan aluminium, semikonduktor, kendaraan listrik, bahan mineral penting, sel surya, dan crane.
Pada tahun 2023 lalu, Amerika tercatat melakukan impor dengan nilai mencapai USD427 miliar dari Cina. Merujuk pada data yang dilaporkan Biro Sensus AS, kesenjangan dalam sektor perdagangan yang sudah berlangsung sejak beberapa dekade terakhir, menjadi hal yang paling sensitif di negeri Paman Sam itu.
Bukan tanpa alasan, selama ini AS memandang Cina telah melakukan muslihat di balik perdagangan yang dilakukan, tidak hanya terhadap AS tetapi juga negara-negara lain di dunia. Misalnya saja seperti praktik transfer teknologi paksa, pencurian hak kekayaan intelektual, dan pemberian subsidi yang tidak adil.
“Presiden dalam hal ini telah mengambil tindakan yang sulit, namun pada dasarnya menjadi langkah yang strategis. Hal ini difokuskan atas sejumlah sektor utama, di mana Cina telah sangat berlebihan secara masif,” terang Penasihat Ekonomi Biden Lael Brainard, saat diwawancarai Reuters.
Kebijakan Biden ini juga didukung oleh Perwakilan Dagang AS Katherine, yang menyebut jika pemberlakukan kenaikan tarif impor terhadap produk asal Cina, lantaran telah terjadi pencurian kekayaan intelektual Amerika.
Meski demikian, Katherine mengecualikan pemberlakuan kebijakan itu untuk ratusan produk mesin industri, termasuk sebanyak 19 kategori jenis mesin industri yang dimanfaatkan dalam peralatan manufaktur produk panel surya.
Senada, Ketua Komite Perbankan Senat Sherrod Brown juga mendesak agar pemerintah AS dengan segera melarang masuknya kendaraan listrik asal Cina. Pasalnya, ada kekhawatiran serius mengenai potensi terjadinya pencurian data pribadi warga AS.
Penerapan kebijakan tarif masuk untuk produk asal Cina, diketahui mulai diberlakukan di era kepemimpinan Presiden Donald Trump pada tahun 2017 silam. Kebijakan ini menjadi tanda dimulainya perang tarif antara AS dengan Tiongkok.
Biden pernah mengeluarkan perintah untuk melakukan peninjauan atas kebijakan di masa pemerintahan Presiden Trump, dengan berpegang pada Pasal 301 UU Perdagangan Amerika.
Di bulan April kemarin, Biden juga sempat memberlakukan tarif terhadap produk logam Amerika yang besarannya lebih tinggi daripada produk asal Cina. Targetnya pun cukup spesifik, mulai dari produk baja sampai dengan aluminium yang nilai perdagangannya mencapai lebih dari USD1 miliar.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow