Dampak Waktu Layar pada Kesehatan Mental dan Fisik Anak

Dampak Waktu Layar pada Kesehatan Mental dan Fisik Anak

Smallest Font
Largest Font

Metapasar - Menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar meningkatkan kemungkinan anak berusia 9 dan 10 tahun akan mengembangkan gejala gangguan mental, menurut sebuah studi oleh UC San Francisco yang merupakan salah satu penelitian jangka panjang pertama tentang masalah ini.

Studi ini mengikuti sekelompok anak dari berbagai latar belakang di seluruh negeri selama dua tahun dan menemukan bahwa semakin banyak waktu layar yang dihabiskan, semakin parah gejala depresi, kecemasan, kurangnya perhatian, dan agresi yang muncul. Hasil penelitian ini diterbitkan pada 7 Oktober di BMC Public Health.

Pengaruhnya memang kecil tetapi konsisten. Waktu layar sangat terkait dengan gejala depresi, dan dalam tingkat yang lebih rendah dengan gejala gangguan perilaku, somatik, serta defisit perhatian/hiperaktivitas. Aktivitas yang paling kuat terkait dengan gejala depresi adalah video chat, mengirim pesan teks, menonton video, dan bermain video game.

"Waktu layar dapat menggantikan waktu yang seharusnya digunakan untuk beraktivitas fisik, tidur, bersosialisasi secara langsung, dan perilaku lain yang dapat mengurangi depresi dan kecemasan," kata penulis utama Dr. Jason Nagata, profesor di Divisi Pengobatan Remaja dan Dewasa Muda di Rumah Sakit Anak UCSF Benioff.

Pengaruh Bervariasi Berdasarkan Ras

Remaja kulit putih memiliki hubungan yang lebih kuat antara waktu layar dengan gejala depresi, defisit perhatian/hiperaktivitas, dan oposisi defiant dibandingkan dengan remaja kulit hitam. Mereka juga memiliki hubungan yang lebih kuat antara waktu layar dengan gejala depresi dibandingkan dengan remaja Asia. Tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin.

Hampir setengah dari 9.538 peserta studi bukanlah kulit putih, dan sekitar setengahnya adalah perempuan.

"Bagi remaja minoritas, layar dan media sosial mungkin berperan berbeda, menjadi platform penting untuk terhubung dengan teman sebaya yang memiliki latar belakang dan pengalaman serupa. Alih-alih menggantikan hubungan tatap muka, teknologi dapat membantu mereka memperluas jaringan dukungan di luar lingkungan terdekat mereka," kata Nagata. 

Kekhawatiran tentang kesehatan mental remaja telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan melonjaknya penggunaan layar mereka. Remaja saat ini 50% lebih mungkin mengalami episode depresi berat dan 30% lebih mungkin melakukan bunuh diri dibandingkan 20 tahun yang lalu. Rata-rata waktu yang dihabiskan setiap hari di depan layar untuk alasan non-edukasi kini mencapai 5,5 jam untuk anak-anak pra-remaja dan 8,5 jam untuk remaja.

Nagata mengatakan bahwa orang tua dapat memainkan peran penting dalam membantu mengurangi dampak negatif dari waktu layar yang berlebihan.

"American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk mengembangkan Rencana Penggunaan Media Keluarga yang mempertimbangkan kebutuhan unik dari setiap anak," kata Nagata.

Masalah Kesehatan Fisik

Selain dampak negatif pada kesehatan mental, penggunaan layar yang berlebihan pada anak-anak juga dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar cenderung kurang beraktivitas fisik, yang meningkatkan risiko obesitas. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka, yang kemudian dapat memperburuk masalah mental seperti kecemasan dan depresi. Waktu tidur yang terganggu juga dapat mengganggu fungsi kognitif dan konsentrasi anak, membuat mereka lebih sulit fokus dalam tugas-tugas sekolah dan kegiatan sehari-hari.

Selain itu, dampak sosial dari penggunaan layar yang berlebihan juga perlu diperhatikan. Meskipun teknologi memungkinkan anak-anak untuk tetap terhubung dengan teman sebaya melalui media sosial dan aplikasi chatting, interaksi virtual tidak dapat sepenuhnya menggantikan manfaat dari interaksi tatap muka. Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang terlalu sering menggunakan media sosial mungkin mengalami isolasi sosial, merasa kurang puas dengan hubungan mereka di dunia nyata, dan memiliki tingkat kesepian yang lebih tinggi. Perilaku ini dapat memperburuk kondisi psikologis mereka, terutama ketika anak-anak mulai membandingkan diri mereka dengan standar yang tidak realistis yang ditampilkan di media sosial.

Untuk mengatasi dampak buruk ini, penting bagi orang tua untuk tidak hanya memantau waktu layar anak-anak mereka, tetapi juga memperkenalkan kegiatan alternatif yang lebih sehat. Misalnya, mendorong anak-anak untuk lebih sering bermain di luar, terlibat dalam kegiatan olahraga, dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial yang melibatkan interaksi langsung dengan teman sebaya. Pengaturan batas waktu layar yang konsisten dan terlibat dalam kegiatan bersama, seperti bermain permainan fisik atau membaca buku, juga dapat membantu anak-anak menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan menjalani kehidupan yang lebih sehat.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed