IMF Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Lebih 5 Persen, Stagnan Sampai 2029

IMF Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Lebih 5 Persen, Stagnan Sampai 2029

Smallest Font
Largest Font

Meta Pasar - Berdasarkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2025 ini. Target tersebut diproyeksikan bakal tercapai berkat kekuatan permintaan domestik yang terus meningkat, keberlanjutan proyek infrastruktur nasional yang telah direncanakan dengan matang, dan efektivitas kebijakan fiskal yang mendukung iklim usaha, investasi, serta daya saing yang semakin kompetitif. 

Mengutip Sekretariat Negara, mantan Presiden Joko Widodo menekankan bahwa mengingat kondisi ekonomi global yang masih lesu dan penuh tantangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada permintaan dalam negeri yang kuat dan berkelanjutan. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi yang ketat, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, serta program bantuan sosial dan subsidi yang tepat sasaran untuk mendukung masyarakat yang membutuhkan. 

UU APBN Pasal 3 menetapkan Anggaran Pendapatan Negara sekitar Rp3 kuadriliun, yang bersumber dari penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan hibah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional. Namun, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,1% pada tahun berjalan, yang menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mencapai target yang telah ditetapkan. 

Proyeksi IMF itu disampaikan dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2024. Angka proyeksi IMF bahkan disebut bakal terjadi secara stagnan sampai dengan tahun 2029 mendatang. 

Laporan World Economic Outlook yang dirilis pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa upaya global untuk mengatasi inflasi telah menunjukkan hasil yang positif. Diperkirakan, tingkat inflasi global akan mencapai 3,5% pada akhir tahun 2025, yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode 2000 hingga 2019 yang mencapai 3,6%. Meskipun banyak negara menerapkan kebijakan moneter yang ketat, ekonomi global tetap menunjukkan ketahanan dan berhasil menghindari resesi.

Dalam pidato penyampaian Rancangan Undang-Undang APBN 2025 di Gedung Nusantara DPR RI pada Agustus 2024 lalu, mantan Presiden Jokowi juga menyampaikan optimisme dalam menekan laju inflasi hingga 2,5%, yang merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Sebagai catatan, angka inflasi tertinggi dalam enam tahun terakhir tercatat pada tahun 2022, yaitu 4,1%, yang menunjukkan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat.

Gambaran Pertumbuhan Ekonomi ASEAN

Di kawasan ASEAN, Vietnam memimpin dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1%, angka yang diperkirakan akan bertahan hingga tahun 2025. Filipina menyusul dengan proyeksi pertumbuhan 5,8%. Myanmar memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) terendah di ASEAN. PDB Myanmar pada tahun 2024 hanya mencapai US$1.180, dan diperkirakan hanya akan sedikit meningkat menjadi US$1.190 pada tahun 2025.

Sebaliknya, Singapura, meskipun pertumbuhan ekonominya relatif rendah, memiliki PDB tertinggi di ASEAN. PDB Singapura mencapai US$89.370 pada tahun 2024 dan diproyeksikan mencapai US$93.960 pada tahun ini. Menurut Source of Asia, pertumbuhan ekonomi Singapura tetap kuat, ditopang oleh sektor keuangan, manufaktur, dan teknologi.

Brunei Darussalam, dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 2,4-2,5%, memiliki PDB sebesar US$34.870, menempati posisi kedua setelah Singapura, meskipun selisihnya cukup signifikan. Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan di angka 5%, berada di peringkat kelima ASEAN berdasarkan PDB. PDB Indonesia mencapai US$4.980 pada tahun 2024 dan diproyeksikan mencapai US$5.250 pada tahun ini.

Sejalan dengan pernyataan pemerintah, Source of Asia menunjukkan bahwa permintaan domestik yang kuat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, didukung pula oleh kontribusi signifikan dari sektor pertambangan dan energi.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed