Inggris-Indonesia Teken Kerjasama di Sektor Mineral Kritis

Inggris-Indonesia Teken Kerjasama di Sektor Mineral Kritis

Smallest Font
Largest Font

Metapasar - Pemerintah Inggris telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk berkolaborasi dalam bidang mineral kritis dengan Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai negara dengan sumber daya mineral yang melimpah.

MoU antara Inggris-Indonesia ini akan mendukung dialog kebijakan dan berbagi pengetahuan serta keahlian teknis. Kerja sama ini mencakup area seperti ketahanan rantai pasok, pemrosesan hulu dan hilir yang berkelanjutan, serta sektor mineral kritis.

Perjanjian tersebut mengikuti pendekatan Amerika Serikat kepada Indonesia yang terjadi pada dua bulan lalu, di mana AS mengundang Indonesia untuk bergabung dalam kemitraan multinasional yang bertujuan mengembangkan rantai pasok mineral kritis yang berkelanjutan.

Mineral kritis adalah bahan baku yang sangat diperlukan untuk berbagai industri, termasuk teknologi dan energi terbarukan, yang sering kali mengalami kekurangan pasokan atau terganggu rantai pasoknya.

Indonesia, sebagai sumber nikel terbesar di dunia, juga memiliki deposit timah, tembaga, dan bauksit yang melimpah. Negara ini sedang berupaya untuk memaksimalkan nilai dari kekayaan mineralnya dengan menarik investasi ke fasilitas pemrosesan dan pabrik manufaktur baterai kendaraan listrik.

Menteri Pembangunan Inggris Anneliese Dodds mengatakan, "Kemitraan ini menempatkan kedua negara sebagai pemain kunci dalam rantai pasok mineral kritis." 

Dodds menambahkan bahwa perjanjian ini bertujuan menciptakan lapangan kerja lokal dan melindungi lingkungan, termasuk dari kerusakan yang disebabkan oleh penambangan, dengan menyebut kemitraan ini sebagai "sangat penting."

Pendekatan AS Ke Indonesia untuk Mineral Security Partnership

Kesepakatan Inggris ini mengikuti pendekatan serupa dari AS yang dilakukan pada dua bulan lalu, yang mendorong Indonesia untuk bergabung dalam Kemitraan Keamanan Mineral (Mineral Security Partnership/MSP). MSP adalah kolaborasi 14 negara dan Uni Eropa yang bertujuan mempercepat pengembangan rantai pasok mineral kritis yang berkelanjutan.

Melansir dari The Mining Digital, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Jose Fernandez, mengatakan pada saat itu, "Saya percaya ini akan membawa lebih banyak investasi ke Indonesia, dan bukan hanya investasi biasa, tetapi juga investasi yang bermanfaat bagi komunitas, yang menjunjung tinggi hukum tenaga kerja, serta hukum lingkungan."

MSP dirancang untuk meningkatkan standar lingkungan dan tata kelola di sektor mineral Indonesia, yang telah mengalami ekspansi besar dalam industri pemrosesan nikel sejak melarang ekspor bijih mentah pada tahun 2020.

Namun, ekspansi ini tidak lepas dari kontroversi, dengan para aktivis lingkungan menyalahkan industri tersebut atas deforestasi, pencemaran air dan udara yang disebabkan oleh pabrik peleburan.

Indonesia Mencari Kesepakatan Perdagangan Mineral Kritis Dengan AS

Jakarta sebelumnya telah meminta Washington untuk membuat kesepakatan perdagangan mineral kritis serupa dengan yang dimiliki AS dengan Jepang. Kedua negara telah membahas berbagai cara dan strategi untuk mengembangkan mineral kritis dan rencana untuk menciptakan forum mineral, yang dapat dikembangkan sebagai platform rantai pasok dengan tepat dan efisien.

Fernandez mengungkapkan, "Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara yang akan didukung AS untuk menjadi pusat semikonduktor." 

Pernyataan ini menegaskan pentingnya Indonesia secara strategis dalam rantai pasok global mineral kritis dan teknologi.

Seiring perkembangan kemitraan ini, industri pertambangan global akan memperhatikan dengan seksama bagaimana dampaknya terhadap rantai pasok mineral dan standar lingkungan. Menteri Energi Indonesia Arifin Tasrif menyatakan, "Kami menyambut kolaborasi ini sebagai peluang untuk meningkatkan keberlanjutan dan daya saing sektor pertambangan kami di panggung global."

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed