Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, Ebrahim Raisi Dinyatakan Meninggal Dunia
Kecelakaan helikopter dialami Presiden Iran Ebrahim Raisi. Senin (20/5) dinyatakan meninggal dunia, setelah helikopter yang dia tumpangi mengalami kecelakaan. Peristiwa itu berawal dari hilangnya kontak helikopter tersebut sejak hari Minggu (19/5) sore. Setelah dilakukan pencarian, ditemukan puing-puing helikopter naas itu.
Kematian Raisi akibat kecelakaan helikopter ini disebut-sebut memiliki kaitan dengan tindakan Israel, sebagai dalan atas insiden itu. Pasalnya, belakangan ini hubungan antara Iran dan Israel kian memburuk. Bahkan terakhir Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel dengan dalih aksi pembalasan atas penyerangan Israel ke Kedutaan Besar milik Iran.
Mantan anggota Parlemen Eropa Nick Griffin berpendapat jika di balik kecelakaan helikopter Presiden Iran itu ada campur tangan agen intelijen Israel, yakni Mossad. Menurutnya, Mossad bisa saja terlibat lantaran Iran selama ini secara terang-terangan memberikan dukungan terhadap proxy-proxy mereka yang berperang dengan Israel.
Dari halaman X miliknya, Griffin menyebut jika Raisi dan rekannya yang berasal dari Azerbaijan baru saja meresmikan proyek bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Qiz Qalasi yang lokasinya berada di perbatasan Iran-Azerbaijan.
Dengan adanya hubungan antara Iran dan Azerbaijan ini, Israel dinilai Griffin mengalami kerugian, sebab kondisi itu bisa meningkatkan hubungan Azerbaijan dan Armenia yang belakangan tengah bersitegang.
“Israel memperoleh keuntungan yang fantastis atas penjualan senjata dan drone yang dipakai oleh Azerbaijan dalam menumpas pejuang Armenia yang berada di Nagorno-Karabakh. Iran posisinya adalah mendukung Armenia,” terang Griffin dalam akun X-nya.
Dengan membiarkan Armenia dan Azerbaijan berkonflik, menjadi keuntungan tersendiri bagi industri persenjataan militer Israel dan meningkatkan kebencian lama antara dua negara.
Di sisi lain, Israel selama ini tercatat mampu melumpuhkan sejumlah petinggi Iran, baik mereka pejabat pemerintahan maupun militer, hingga ilmuwan nuklir. Terakhir adalah pembunuhan terhadap salah satu jenderal mereka di Damaskus.
Di akhir 2020, Israel dituding sebagai pelaku serangan atas Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir Iran, di mana peristiwa itu terjadi di dekat Ibu Kota Teheran.
Usai serangan mendadak yang dilakukan pejuang Palestina, Hamas pada tanggal 7 Oktober ke Israel, Raisi mengambil langkah yang keras. Dia mengecam serangan balasan Israel ke Gaza serta memberikan lampu hijau kepada dua proxy mereka, yakni Houthi yang ada di Yaman dan Hizbullah yang berada di Lebanon untuk melancarkan serangan ke Israel.
Hari minggu sebelum helikopter yang ditumpangi kecelakaan, Raisi membuat pernyataan yang menegaskan dukungan Iran atas Palestina dengan menekankan jika Palestina adalah isu pertama bagi umat muslim di dunia.
Sementara itu, Jerusalem Post, media berita asal Israel menyorot soal pernyataan mantan Kepala Intelijen Militer Iran, IDF, Tamir Hayman yang menyebut jika efek meninggalnya Raisi usai kecelakan helikopter itu.
“Peristiwa ini tidak memberikan dampak strategis yang signifikan. Memang ada, namun kemungkinan Iran hanya akan dipusingkan dengan pemilihan presiden yang baru,” terang Hayman seperti mengutip dari CNBC Indonesia.
Sedangkan pihak Israel membantah jika mereka terlibat dalam insiden kecelakaan helikopter Presiden Iran.
“Kami tidak terlibat dan bukan kami yang menjadi dalang kecelakaan itu,” ujar salah satu pejabat Israel yang menolak namanya dipublikasikan tersebut.
Sampai berita ini dibuat, masih belum muncul pernyataan resmi yang disampaikan Iran terkait dengan keterlibatan Israel dalam kecelakaan helikopter Presiden mereka. Media pemerintah Iran sejauh ini hanya mengabarkan jika kecelakaan itu terjadi di tengah cuaca buruk yang mengganggu rute penerbangan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow