Kondisi Suriah Picu Gejolak di Pasar Futures Global
Metapasar - Futures saham Amerika Serikat (AS) sebagian besar melemah pada hari Senin (9/12) karena investor bersiap untuk melanjutkan reli menuju level tertinggi sepanjang masa menjelang data inflasi penting yang akan dirilis akhir pekan ini.
Futures pada indeks S&P 500 turun 0,1% sebelum pembukaan pasar, sementara futures Nasdaq 100 turun 0,2%. Sementara itu, futures Dow Jones Industrial Average naik tipis 14 poin, hampir tidak berubah. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite keduanya mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat (6/12) setelah laporan pekerjaan menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan, namun tidak cukup tinggi untuk mengubah ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Namun, indeks Dow turun untuk hari kedua berturut-turut, tertekan oleh penurunan saham UnitedHealth menyusul insiden penembakan fatal terhadap eksekutif perusahaan, Brian Thompson.
Investor akan mendapatkan pembacaan inflasi lainnya pada hari Rabu (11/12), yang merupakan data ekonomi utama terakhir tahun ini dan bisa menjadi faktor penting menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan. Saat ini, pedagang melihat peluang 85% untuk pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin, naik dari 62% seminggu lalu, menurut alat FedWatch dari CME.
Para ekonom memperkirakan indeks harga konsumen akan naik dengan laju tahunan 2,7% pada bulan November, meningkat dari 2,6% pada bulan Oktober. Angka ini perlu jauh lebih tinggi dari itu untuk mempengaruhi ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Setidaknya, Presiden terpilih Donald Trump memberikan kepastian terkait posisi Ketua Fed Jerome Powell. Trump mengatakan kepada NBC pada hari Minggu bahwa ia tidak berencana untuk mencoba mencopot Powell. Namun, usulan tarif Trump yang berpotensi memicu inflasi berarti tugas Powell dapat menjadi lebih sulit pada tahun 2025.
Investor juga akan memperhatikan perkembangan di luar AS di awal minggu ini. Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri selama akhir pekan, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Minggu.
Harga minyak naik pada hari Senin pagi seiring dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik di kawasan Timur Tengah akibat peristiwa di Suriah. Futures minyak mentah Brent, acuan internasional, naik 0,9% menjadi $71,79, sementara futures West Texas Intermediate naik 1,1% menjadi $67,95.
Perkembangan di China juga memengaruhi pasar, di mana para pemimpin ekonomi terbesar kedua dunia tersebut mengatakan bahwa negara itu akan mengadopsi "kebijakan fiskal yang lebih proaktif dan kebijakan moneter yang moderat longgar" tahun depan, seperti dilaporkan media negara Xinhua.
Indeks Hang Seng di Hong Kong melonjak 2,8% pada hari Senin, sementara saham barang mewah yang diperdagangkan di Eropa juga terdongkrak. Saham LVMH, Burberry, dan Kering, pemilik Gucci, semuanya naik dalam perdagangan pagi.
Laporan pendapatan juga dapat memainkan peran pekan ini, dengan Macy’s dijadwalkan melaporkan hasilnya setelah menunda laporan bulan lalu akibat penyelidikan terhadap seorang karyawan yang diduga menyembunyikan hingga $154 juta dalam pengeluaran. Peritel gudang Costco Wholesale juga dijadwalkan melaporkan pendapatan mereka.
Selain itu, fokus investor juga tertuju pada rencana kebijakan fiskal di Uni Eropa, di mana Jerman dan Prancis mengusulkan langkah-langkah stimulus baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat. Pemerintah Jerman mengindikasikan kesiapan mereka untuk melonggarkan aturan pengeluaran guna membiayai proyek infrastruktur hijau, sementara Prancis berencana menurunkan pajak perusahaan demi menarik investasi. Langkah-langkah ini dianggap dapat memberikan dampak positif bagi pasar Eropa, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Indeks Stoxx 600 naik 0,7% pada Senin pagi, dipimpin oleh sektor teknologi dan energi.
Sementara itu, di Asia, Bank of Japan dikabarkan sedang mempertimbangkan kebijakan pelonggaran moneter tambahan menyusul data ekonomi yang menunjukkan perlambatan konsumsi domestik. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pasar keuangan Jepang dan mendorong inflasi menuju target 2%. Investor global terus mencermati kebijakan moneter di berbagai wilayah sebagai faktor yang memengaruhi pergerakan pasar. Yen Jepang melemah 0,4% terhadap dolar AS pada Senin pagi, yang menjadi sentimen positif bagi eksportir Jepang seperti Toyota dan Sony, yang sahamnya masing-masing naik 1,5% dan 2,3% di bursa Tokyo.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow