OJK Sebut Total Aset Industri Jasa Keuangan Tembus 34 Ribu Triliun

OJK Sebut Total Aset Industri Jasa Keuangan Tembus 34 Ribu Triliun

Smallest Font
Largest Font
Table of Contents

Metapasar - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, total aset yang dimiliki oleh industri jasa keuangan telah mencapai Rp34 ribu triliun.

“Sampai dengan laporan terbaru, jumlah total aset dari gabungan kapitalisasi industri jasa keuangan, secara keseluruhan telah menembus angka Rp34 ribu triliun,” terang Mahendra ketika ditemui wartawan Antara di acara Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan di Jakarta, Kamis (22/8).

Mahendra menyatakan bahwa pencapaian sektor jasa keuangan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN, kontribusi sektor jasa keuangan Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih tergolong kecil.

"Ini menunjukkan bahwa masih terdapat potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah dan kontribusi sektor jasa keuangan terhadap ekonomi nasional," jelasnya.

Mahendra juga menekankan bahwa penguatan dan pengembangan sektor ini dapat meningkatkan efisiensi, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat biaya bunga atau cost of fund yang dibebankan kepada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah menganggap bahwa penguatan dan pengembangan industri jasa keuangan adalah prioritas yang harus segera dilakukan.

Selain itu, Mahendra menyebutkan bahwa peluang untuk pengembangan sektor jasa keuangan masih sangat luas, terutama jika mengacu pada tingkat inklusi keuangan yang tercatat sebesar 75% dan indeks literasi keuangan yang mencapai 65,43%.

"Kami yakin bahwa literasi dan inklusi keuangan yang kuat akan menjadi kunci dalam meningkatkan likuiditas, pendalaman pasar, dan penyaluran pembiayaan, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Mahendra.

Industri Keuangan Syariah

Sementara itu, total aset industri keuangan syariah hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp2.756 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa total aset hingga Juni mencerminkan kinerja positif industri keuangan syariah.

“Sedangkan untuk jumlah total aset untuk industri keuangan syariah, angkanya ada Rp2.756 triliun di bulan Juni 2024. Indonesia juga mempunyai dana sosial yang jumlahnya tak kalah besar, yakni wakaf sebesar Rp2,23 triliun dan zakat, infak, sedekah serta dana sosial lain yang nilainya mencapai Rp30,8 triliun,” terang Friderica ditemui di acara terpisah, Senin (26/8). 

Kiki menambahkan bahwa kinerja positif industri keuangan syariah juga terlihat dari total penyaluran pembiayaan syariah yang mencapai Rp14.682 triliun, dengan pangsa pasar sebesar 47,31%.

Adapun, sumbangsih dari sektor usaha berbasis syariah dan juga pembiayaan syariah atas Produk Domestik Bruto sampai dengan bulan Juni, dilaporkan mencapai 45,66%.  Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa OJK telah membentuk berbagai tim khusus untuk mempercepat perkembangan keuangan syariah di tingkat daerah.

Hingga Juni, telah terbentuk 531 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), serta 32 Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) di tingkat provinsi.

"Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan berbagai pemangku kepentingan lainnya di daerah, yang juga memiliki tujuan yang sama untuk mempercepat, memperluas, dan memajukan perkembangan ekonomi serta keuangan di daerah," jelasnya.

Akan tetapi, Kiki sapaan akrab Friderica, mengatakan jika masih ada sejumlah tantangan dalam aspek literasi serta inklusi keuangan syariah di Indonesia.

Berdasarkan survei indeks literasi dan inklusi keuangan syariah dari OJK dan BPS, indeks literasi keuangan syariah tercatat berada di angka 39,11%, sementara indeks inklusi keuangan syariah berada di level 12,88%. Angka tersebut masih jauh di bawah indeks literasi keuangan nasional yang mencapai 65,43% dan tingkat inklusi keuangan nasional yang sudah mencapai 75,02%.

"Jika kita lihat, sebenarnya angka literasi ini sudah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar 9%, jadi ini adalah kemajuan yang baik. Masyarakat mulai memahami produk dan layanan keuangan syariah, tetapi penggunaannya dalam inklusi tetap di angka 12%. Ini adalah pekerjaan rumah kita bersama," ungkapnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed