Penerbitan Obligasi Masih Positif di Tengah Suku Bunga Yang Tinggi

Penerbitan Obligasi Masih Positif di Tengah Suku Bunga Yang Tinggi

Smallest Font
Largest Font

Era suku bunga tinggi yang masih berlangsung diperkirakan akan mengurangi minat terhadap penerbitan obligasi korporasi. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, penerbitan obligasi korporasi cenderung mengalami penurunan. 

Penurunan ini disebabkan oleh tingginya yield Obligasi benchmark akibat ketidakpastian yang masih tinggi di pasar global.

"Tren yield yang tinggi ini menyebabkan kenaikan kupon yang harus dibayarkan oleh korporasi, sehingga mereka cenderung menahan penerbitannya," ungkap Josua, Jumat (21/6).

Sejalan dengan hal tersebut, pendanaan melalui IPO juga terlihat menurun sejak 2022. Josua memperkirakan bahwa industri korporasi cenderung mencari pendanaan melalui sektor perbankan, yang tercermin dari pertumbuhan kredit korporasi yang relatif solid, terutama pada 2023-2024. Hal ini tidak terlepas dari suku bunga perbankan yang cenderung stagnan di tengah kenaikan Suku Bunga domestik dan global. 

"Suku bunga yang cenderung rendah ini membuat pembiayaan melalui sektor perbankan lebih menarik dibandingkan pembiayaan lainnya," katanya.

Namun, Josua mengakui bahwa suku bunga perbankan untuk modal kerja lebih tinggi dibandingkan biaya kupon penerbitan obligasi korporasi dengan rating AAA untuk tenor 1-5 tahun. Namun, ia menambahkan bahwa gap antara suku bunga perbankan dan kupon cenderung menyempit, sehingga pembiayaan melalui perbankan menjadi relatif lebih menarik.

"Selain itu, terdapat kekhawatiran terkait permintaan dari obligasi karena investor lebih berhati-hati di tengah kondisi ‘higher-for-longer’ di pasar obligasi domestik dan global," tambahnya.

Meski demikian, dengan tren suku bunga yang tinggi, hal ini memberikan peluang positif bagi investor. Josua menyarankan agar hingga akhir 2024, investor tetap mencari aset obligasi korporasi dengan rating yang relatif aman. Hal ini terkait dengan beban bunga yang tinggi pada perusahaan dengan rating rendah, yang justru meningkatkan risiko.

"Ketika yield secara umum mulai menurun, investor mungkin bisa memindahkan asetnya ke aset yang lebih berisiko," tambahnya.

Penerbitan Obligasi Masih Positif

Walaupun tren suku bunga yang tinggi ini masih terus berlanjut, namun untuk penerbitan obligasi korporasi dinilai masih positif sejauh ini. Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Alvaro Ihsan, menyatakan bahwa penerbitan obligasi masih cukup aktif, mengingat kebutuhan perusahaan untuk refinancing liabilitasnya meskipun suku bunga masih tinggi.

“Sejumlah perusahaan juga menerbitkan obligasi korporasi. Penerbitan itu diperuntukkan kebutuhan modal kerja dan juga investasi,” terang Alvaro kepada wartawan Kontan, Jumat (21/6).

Dikabarkan sebelumnya, beberapa emiten memang bakal menerbitkan obligasi. Misalnya saja seperti PT Indonesia Paradise Property Tbk, PT Pembangunan Perumahan Tbk, dan juga PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. Namun, data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa penyaluran kredit korporasi tumbuh 1,38% pada Mei 2024 menjadi Rp3.882,4 triliun dari April 2024.

Sementara itu, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), nilai penerbitan obligasi korporasi turun 1,29% menjadi Rp420,3 triliun dari bulan sebelumnya Rp421,59 triliun. Namun, dari jumlah efek, KSEI mencatat peningkatan pada Mei menjadi 766 efek dari 759 efek pada April 2024.

Di tengah kondisi suku bunga tinggi, investor dapat memanfaatkan peluang untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi di pasar obligasi korporasi. 

"Namun, perlu memperhatikan kondisi fundamental dan rating kredit dari emiten terkait," tambahnya.

Obligasi dengan fundamental yang baik biasanya berada di kisaran rating AAA hingga AA, dengan spread terhadap SBN untuk tenor 3 tahun sebesar 60-66 bps untuk AAA dan 118-122 bps untuk AA.

"Risiko utama terdapat pada obligasi korporasi dengan rating rendah karena suku bunga tinggi dapat mempengaruhi profil kredit, termasuk kemampuan membayar beban keuangan dan nominal jatuh tempo," tambahnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed