Pengaruh Downtime Perangkat Seluler pada Efisiensi dan Keamanan di Sektor Logistik

Pengaruh Downtime Perangkat Seluler pada Efisiensi dan Keamanan di Sektor Logistik

Smallest Font
Largest Font

Metapasar - Karyawan sektor Transportasi dan Logistik (T&L) secara global kehilangan rata-rata 13 jam per bulan akibat downtime terkait perangkat seluler, dan hampir setengah dari pekerja mengalami peningkatan stres karena masalah teknologi.

Teknologi seluler sangat penting dalam sektor transportasi dan logistik (T&L). Dari pesanan hingga pengiriman, perusahaan logistik harus memenuhi tenggat waktu yang semakin ketat di tengah gangguan teknologi yang cepat. Selain ketepatan waktu, penting juga untuk memastikan komunikasi yang lancar, menggantikan perangkat besar dengan perangkat wearable dan genggam yang memerlukan aplikasi khusus.

Penelitian terbaru SOTI, The Road Ahead: Driving Digital Transformation in T&L, mengungkapkan bahwa meskipun 98% responden menggunakan teknologi seluler setiap hari, mereka kehilangan rata-rata 13 jam per pekerja per bulan akibat downtime terkait perangkat seluler.

Inefisiensi ini dan terbatasnya visibilitas kinerja perangkat secara langsung berdampak pada keuntungan perusahaan, moral karyawan, dan kepuasan pelanggan. Dibandingkan dengan laporan T&L SOTI dari tahun 2021, yang menyoroti downtime sebagai kekhawatiran utama bagi 70% penyedia T&L yang disurvei, penelitian terbaru SOTI menunjukkan penurunan downtime sebesar satu jam per bulan per karyawan. Ini menunjukkan bahwa sedikit kemajuan telah dicapai selama tiga tahun terakhir, dan hasilnya terus menurun karena teknologi tidak terintegrasi dengan lancar.

Waktu Terbuang dan Masalah Keamanan

Masalah teknologi, termasuk jaringan dan masalah konektivitas, menyebabkan downtime yang signifikan dan penundaan pengiriman. Belanda dan Jepang melaporkan downtime lebih dari empat jam per minggu, sementara sebagian besar negara lain yang disurvei kehilangan sekitar tiga jam per minggu. Lebih dari tiga perempat (76%) responden mengatakan bahwa meskipun merasa telah dilatih dengan baik tentang keamanan data seluler, 61% khawatir tentang keselamatan data pelanggan jika perangkat mereka hilang atau dicuri. Selain itu, 58% karyawan khawatir data pelanggan jatuh ke tangan yang salah ketika perangkat seluler digunakan bersama. Kekhawatiran ini paling tinggi di Meksiko (71%), Kanada (69%), dan Belanda (67%).

“Data ini menyoroti perlunya alat proaktif yang mendukung perangkat dan aplikasi dari jarak jauh. Analitik perangkat yang melacak status baterai, fungsionalitas aplikasi, dan konektivitas jaringan, dapat mengatasi masalah perangkat secara proaktif tanpa intervensi di lokasi, yang mengarah pada peningkatan produktivitas dan kepuasan pelanggan. Penerapan login pengguna unik dan pengelolaan ketidakaktifan perangkat sangat penting untuk memastikan infrastruktur TI yang kuat," kata Shash Anand, Wakil Presiden Senior Strategi Produk.

Cara Mengembalikan Pengalaman Karyawan T&L ke Jalur yang Benar

Sebagai sektor, penyedia T&L memotong biaya dengan memungkinkan lembur untuk mengimbangi downtime dan penundaan. Sementara 35% responden secara global bekerja lembur karena penundaan, angka ini lebih tinggi di Meksiko (43%), AS (41%), dan Kanada (40%). Biaya lembur semakin meningkat karena waktu yang dihabiskan untuk pengembalian atau logistik balik, dengan hanya 8% penyedia yang melakukan outsourcing proses ini. Di Jepang, 57% waktu kerja harian karyawan didedikasikan untuk pengembalian, dan angkanya mencapai 44% di Jerman.

Downtime perangkat menyebabkan stres bagi hampir setengah (48%) pekerja, dengan tingkat stres tertinggi terlihat di Kanada (57%), Inggris (54%), Meksiko (52%), dan AS (51%). Secara global, masalah teknis berkontribusi pada target yang terlewat bagi 32% pekerja, hilangnya rute yang diinginkan bagi 21%, dan hilangnya bonus bagi 17%. Selain itu, 29% pengemudi pengiriman mengakui bahwa mereka ngebut untuk mengimbangi keterlambatan, yang meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah, ditambah dengan kurangnya dukungan TI secara real-time, semakin meningkatkan stres karyawan. Ini juga menyoroti perlunya solusi teknologi seluler yang lebih canggih. Meskipun 93% responden memiliki teknologi pelacakan pada perangkat yang mereka gunakan untuk bekerja, 66% menginginkan lebih. Teknologi pelacakan dipandang sebagai peluang perbaikan utama, dengan 81% percaya bahwa teknologi tersebut memastikan pengiriman tepat waktu dan menjaga pelanggan tetap terinformasi. Selain itu, 78% merasa lebih aman karena barang-barang bernilai tinggi terlacak, dan 75% percaya pelacakan kendaraan meningkatkan keselamatan pengemudi, terutama di Meksiko (92%), Kanada (83%), dan Inggris (80%).

Menyeimbangkan Ambisi Hijau dengan Efisiensi Operasional

Penelitian ini menemukan bahwa 97% karyawan global melaporkan bahwa perusahaan mereka mengambil langkah menuju keberlanjutan, dengan Australia, Swedia, dan Jepang memimpin di angka 100%. Namun, 70% responden percaya bahwa perusahaan mereka dapat melakukan lebih banyak untuk melindungi planet ini. Hal ini terutama terlihat di Meksiko (84%), Kanada (76%), dan Swedia (76%). Secara global, 50% mengatakan mereka akan meninggalkan pekerjaan mereka jika majikan mereka tidak melakukan cukup upaya untuk melindungi lingkungan, yang menunjukkan potensi dampaknya terhadap retensi karyawan.

"Teknologi seluler berada di inti industri T&L, karena industri ini berusaha mencapai tonggak baru dalam kecepatan pengiriman, keandalan, dan kepuasan pelanggan. Implementasi solusi seperti SOTI ONE Platform sangat penting. Dengan menyediakan visibilitas waktu nyata, keamanan yang kuat, dan teknologi pelacakan, SOTI dapat membantu industri mencapai momentum ke depan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional, keamanan, dan keberlanjutan," pungkas Anand.

SOTI melakukan penelitian ini pada bulan Mei dan Juni 2024 di 10 negara. Penelitian ini didasarkan pada 1.700 wawancara online dengan orang-orang berusia 18+ yang bekerja sebagai pengemudi T&L atau di gudang di organisasi dengan 50 atau lebih karyawan. Sampel penelitian dibagi sebagai berikut: AS (300 responden), Kanada (200 responden), Inggris (300 responden), Meksiko (100 responden), Jerman (100 responden), Prancis (200 responden), Belanda (200 responden), Swedia (100 responden), Australia (100 responden), dan Jepang (100 responden).

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed