Perkembangan Investasi Apple di Indonesia, Siap Suntik 15 Triliun
Beritadata - Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, kembali memaparkan perkembangan diskusi investasi yang tengah dilakukan bersama Apple. Menurut Rosan, pembicaraan tersebut telah mengarah pada potensi produksi komponen tertentu untuk smartphone Apple, meliputi bagian dalam maupun luar perangkat.
"Kami akan melanjutkan diskusi, dan pihak Apple juga telah menyampaikan rencana investasi mereka secara lebih rinci terkait komponen-komponen tersebut," ujar Rosan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (5/12). Pernyataan ini disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Rosan menyampaikan harapannya agar diskusi ini segera menghasilkan komitmen investasi konkret dalam waktu dekat, berupa pernyataan tertulis. Ketika ditanya lebih lanjut mengenai jenis komponen yang dibahas, Rosan menjelaskan bahwa komponen tersebut mencakup bagian dalam dan luar smartphone.
"(Komponen) bagian dalam HP dan bagian luar HP," ujarnya menegaskan.
Rosan berharap, dalam waktu sekitar seminggu, pihaknya sudah dapat menerima komitmen tertulis dari Apple. Ia juga menyebutkan bahwa sejauh ini pembahasan dengan Apple berjalan dengan sangat baik, meski pemerintah masih melakukan penyesuaian terhadap rencana investasi tersebut.
Sebelumnya, Rosan mengungkapkan bahwa investasi Apple di Indonesia saat ini masih tergolong kecil. Dalam pertemuan baru-baru ini, ia meminta Apple untuk berkomitmen pada investasi baru senilai 1 miliar dolar AS, atau sekitar Rp15,95 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.957 per dolar AS).
"Saya meminta, insyaallah, untuk tahap pertama, komitmen tertulis tersebut dapat segera diberikan. Saya meminta mereka untuk menginvestasikan 1 miliar dolar di tahap awal," ungkap Rosan dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Selasa (3/12).
Rosan berharap komitmen tersebut bisa terwujud dalam waktu sekitar satu minggu. Setelah komitmen diperoleh, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Ia menekankan bahwa pemerintah ingin memastikan investasi Apple memberikan manfaat nyata dan adil bagi Indonesia.
"Kami ingin memastikan asas manfaat terpenuhi di sini. Investasi tersebut harus menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi pada rantai pasok global yang juga mendukung investasi di Indonesia," tutup Rosan.
Terbaru, investasi Apple di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan. Apple telah menyatakan komitmen investasi sebesar 1 miliar dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp16 triliun. Dana ini direncanakan untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia, termasuk pusat pengembangan dan produksi komponen seperti aksesori gadget. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) setelah sebelumnya sempat menghadapi larangan penjualan iPhone 16 di Indonesia akibat rendahnya tingkat komponen lokal yang digunakan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa investasi ini mencakup skema pembangunan pabrik untuk mendukung produksi iPhone di dalam negeri. Pemerintah Indonesia juga berharap Apple tidak hanya membangun fasilitas tetapi turut memindahkan rantai pasok globalnya ke Indonesia, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Namun, tantangan tetap ada. Para ekonom menilai bahwa Indonesia perlu memperbaiki ekosistem industrinya, termasuk meningkatkan konsistensi regulasi dan menyediakan infrastruktur yang memenuhi standar tinggi Apple. Sebagai perbandingan, negara seperti Vietnam telah berhasil menarik lebih banyak investasi Apple dengan stabilitas kebijakan yang lebih baik dan posisi strategisnya dalam rantai pasok global.
Keputusan Apple untuk menambah investasi ini mencerminkan upaya pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan peran yang lebih besar di industri teknologi global. Jika komitmen ini terealisasi, Indonesia dapat menjadi salah satu basis produksi utama bagi Apple di Asia Tenggara, bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam dan Thailand yang telah lebih dulu menguasai pasar tersebut.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow