Prospek Cerah Pasar Obligasi Indonesia di Mata CGIF

Prospek Cerah Pasar Obligasi Indonesia di Mata CGIF

Smallest Font
Largest Font

Metapasar - Lembaga Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF) percaya bahwa prospek pasar obligasi di Indonesia sangat menjanjikan, sehingga menargetkan negara ini sebagai pasar utama dalam portofolio penjaminan obligasinya pada tahun 2026.  

CGIF merupakan sebuah trust fund yang dikelola oleh Asian Development Bank (ADB) dan didirikan untuk mendorong pertumbuhan serta pengembangan pasar modal berbasis mata uang lokal di kawasan ASEAN+3.  

“CGIF sangat optimistis terhadap prospek pasar obligasi Indonesia,” ujar Vice President Operations CGIF, Anuj Awasthi, seperti dilaporkan oleh Antara Jumat (6/12).  

Saat ini, Indonesia menempati posisi keempat dalam portofolio CGIF, di bawah Vietnam, Thailand, dan Singapura. Meski demikian, pasar obligasi di Indonesia dinilai memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, dengan sektor-sektor seperti asuransi dan dana pensiun memberikan peluang investasi yang menarik.  

Awasthi menambahkan bahwa banyak investor tertarik pada obligasi korporasi dengan peringkat kredit tinggi dan tenor yang lebih panjang.  

“Berdasarkan pipeline kami, Indonesia akan menjadi pasar utama kami pada pertengahan tahun 2026. Kami melihat banyak transaksi dari berbagai perusahaan lain yang akan masuk,” jelasnya.  

Namun, pasar modal di Indonesia masih menghadapi tantangan berupa minimnya perusahaan lokal yang mampu menerbitkan obligasi dengan rating tinggi dan tenor panjang. CGIF hadir untuk membantu mengatasi hambatan ini. CGIF berencana memberikan penjaminan kredit bagi perusahaan swasta, BUMN, dan lembaga keuangan untuk mendiversifikasi sumber pendanaan mereka sekaligus meningkatkan peringkat kredit.  

Selain itu, CGIF juga akan mempermudah akses ke investor yang lebih luas melalui penawaran publik maupun private placement. Inisiatif lainnya meliputi dukungan untuk penerbitan sukuk dan obligasi tematik, seperti obligasi hijau, sosial, keberlanjutan, dan iklim, guna mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.  

CGIF juga akan menguji penerapan jaminan kredit parsial, mengeksplorasi sekuritisasi, dan mendukung transaksi obligasi proyek. Mereka berkomitmen membantu perusahaan asal Indonesia yang memenuhi syarat untuk memasuki pasar modal internasional, meningkatkan pemahaman investor, serta memperkuat hubungan dengan regulator dan lembaga keuangan.  

Hingga kini, CGIF telah mendukung penerbitan obligasi lebih dari 10 perusahaan di Indonesia melalui transaksi di pasar lokal dengan mata uang rupiah maupun penerbitan obligasi lintas negara.

Berita terkait optimisme CGIF terhadap pasar obligasi Indonesia ini selaras dengan meningkatnya perhatian global terhadap pasar modal berbasis mata uang lokal di kawasan Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menarik minat investor internasional melalui penguatan kerangka regulasi pasar modal dan berbagai inisiatif yang mendorong transparansi serta efisiensi. Salah satu langkah strategis adalah penerapan *e-bookbuilding* untuk mempercepat proses penerbitan obligasi korporasi.  

Selain itu, pemerintah Indonesia juga aktif mendorong penerbitan obligasi tematik, termasuk obligasi hijau dan sukuk hijau. Pada tahun 2023, pemerintah mencatatkan penerbitan sukuk hijau senilai USD 3 miliar, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam pasar obligasi hijau global. 

Hal ini menciptakan ekosistem yang lebih mendukung bagi penerbit obligasi tematik, seperti yang disoroti CGIF dalam rencana strategisnya.  

Kebutuhan likuiditas yang tinggi dari sektor asuransi dan dana pensiun di Indonesia juga menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar obligasi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset dana pensiun di Indonesia mencapai lebih dari IDR 300 triliun pada tahun 2024, sebagian besar diinvestasikan dalam instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Hal ini menunjukkan potensi besar untuk mendiversifikasi portofolio investasi sekaligus meningkatkan likuiditas pasar.  

Tidak hanya di tingkat domestik, CGIF juga mencermati peluang Indonesia untuk memperluas partisipasi di pasar internasional. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa perusahaan besar Indonesia telah berhasil menerbitkan obligasi global yang menarik minat investor dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Kesuksesan ini didukung oleh stabilitas ekonomi domestik dan peringkat investasi Indonesia yang terus membaik.  

Sementara itu, CGIF juga menyoroti pentingnya penguatan kolaborasi dengan regulator lokal dan lembaga keuangan. Dengan kemitraan yang erat, tantangan seperti rendahnya peringkat kredit pada sebagian besar obligasi korporasi di Indonesia dapat diatasi. CGIF telah menginisiasi dialog intensif dengan OJK dan Bank Indonesia untuk mengembangkan kebijakan yang lebih ramah bagi penerbit dan investor.  

Inovasi teknologi juga menjadi perhatian utama dalam mendorong efisiensi pasar obligasi. CGIF bersama mitra strategisnya sedang mengembangkan platform digital yang dapat memfasilitasi penerbitan obligasi secara lebih cepat dan terjangkau. Langkah ini diharapkan dapat membuka akses lebih luas bagi perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke pasar modal, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem pasar modal ASEAN+3.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed