TikTok Kembali Aktif Usai Dihentikan Sementara di AS

TikTok Kembali Aktif Usai Dihentikan Sementara di AS

Smallest Font
Largest Font

Meta Pasar - TikTok kembali aktif di Amerika Serikat pada Minggu (19/1), hanya beberapa jam setelah dihentikan sementara. Perusahaan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Presiden terpilih, Donald Trump, yang akan resmi dilantik pada Senin (20/1), demi menemukan solusi jangka panjang yang memungkinkan platform tetap beroperasi di AS.

Kembalinya layanan TikTok ini terjadi sehari setelah pengguna di AS menerima pemberitahuan bahwa aplikasi tersebut dilarang berdasarkan undang-undang baru. Pesan itu berbunyi, “Undang-undang melarang TikTok telah diberlakukan di AS. Oleh karena itu, Anda tidak dapat mengakses TikTok saat ini.”

Selain itu, TikTok juga sempat dihapus dari Apple App Store dan Google Play Store pada Sabtu malam (18/1) waktu setempat. Pada Jumat (17/1), TikTok yang berbasis di Los Angeles memperingatkan bahwa layanan mereka mungkin harus dihentikan bagi 170 juta pengguna di AS mulai Minggu, kecuali Presiden AS Joe Biden memberikan jaminan yang tegas.

Pada hari yang sama, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa ByteDance, perusahaan asal China yang memiliki TikTok, harus menjual aplikasi tersebut kepada perusahaan Amerika. Jika tidak, TikTok akan dilarang di seluruh AS mulai Minggu, sehari sebelum pelantikan Trump.

Larangan tersebut diperkirakan berdampak signifikan pada banyak bisnis kecil di AS. Menurut data TikTok pada November 2024, lebih dari 7 juta akun menggunakan platform ini untuk tujuan bisnis.

TikTok juga memperingatkan bahwa penghentian layanan dapat menyebabkan kerugian pendapatan hingga 1,3 miliar dolar AS dalam satu bulan pertama, dengan sekitar 2 juta kreator konten berpotensi kehilangan pendapatan senilai 300 juta dolar AS.

Pengguna Mengecam

Selama periode penghentian sementara itu, banyak pengguna TikTok beralih ke media sosial lain untuk menyampaikan kekecewaan dan kemarahan mereka terhadap kebijakan pemerintah AS. Salah satu kreator, Emily Senn, yang memiliki 340.000 pengikut, membagikan video emosional tentang bagaimana platform ini memengaruhi hidup dan penghasilannya. 

“Untuk pemerintah AS, saya tidak akan pernah memaafkan Anda atas hal ini,” ujarnya.

Sementara itu, Alejandro Flores-Munoz, seorang pebisnis katering dari Denver, Colorado, mengungkapkan bahwa TikTok sangat membantunya menjangkau pelanggan tanpa biaya pemasaran. 

“Saya sangat kecewa karena saya bergantung pada platform ini untuk perkembangan bisnis saya,” katanya.

Minta 50 Persen Saham

Pada Minggu, Trump mengumumkan melalui Truth Social bahwa ia akan mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin untuk memperpanjang operasional TikTok. Dalam wawancara dengan NBC pada Sabtu, ia menyatakan bahwa perintah tersebut kemungkinan menunda larangan selama 90 hari. Trump juga menegaskan keinginannya agar AS memiliki 50% saham di perusahaan patungan yang mengelola TikTok. 

“Saya ingin AS memiliki kepemilikan 50 persen di perusahaan baru ini untuk memastikan TikTok berada di tangan yang tepat dan terus berkembang,” tulisnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China meminta AS memberikan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif kepada perusahaan seperti TikTok. Menurut Mao Ning, TikTok telah mematuhi hukum AS dan tidak pernah mengancam keamanan nasional. Beijing juga menekankan bahwa keputusan terkait operasi atau akuisisi perusahaan harus berdasarkan prinsip pasar.

TikTok mengucapkan terima kasih kepada Trump melalui akun media sosialnya atas jaminan yang diberikan, yang memungkinkan mereka tetap beroperasi untuk lebih dari 170 juta pengguna dan mendukung lebih dari 7 juta usaha kecil di AS. Perusahaan juga menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump demi solusi jangka panjang yang memastikan keberlanjutan layanan mereka.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed