Balas Balon Kotoran Korea Utara, Korea Selatan Kirim USB Berisi Drakor

Balas Balon Kotoran Korea Utara, Korea Selatan Kirim USB Berisi Drakor

Smallest Font
Largest Font

Pada hari Kamis, 6 Juni 2024, para aktivis dari Korea Selatan telah meluncurkan balon yang berisi USB dengan konten musik K-pop dan serial televisi Korea Selatan menuju Korea Utara. Langkah ini diambil sebagai tanggapan terhadap insiden sebelumnya di mana Korea Utara mengirim balon yang berisi sampah ke wilayah Korea Selatan.

Dini hari itu, kelompok aktivis yang dikenal sebagai Pejuang Pembebasan Korea Utara (FFNK) melepaskan sejumlah balon besar yang terlihat terbang melalui sebuah rekaman video.

Balon-balon tersebut mengangkut 200.000 lembar selebaran yang mengkritik pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bersama dengan 5.000 USB yang berisi rekaman musik dan program televisi dari Korea Selatan, serta 2.000 lembar uang kertas satu dolar Amerika.

Selama bertahun-tahun, kelompok seperti FFNK telah mengirimkan balon-balon yang membawa berbagai barang yang dilarang masuk ke Korea Utara yang terisolasi, termasuk makanan, obat-obatan, radio, dan selebaran propaganda, serta informasi tentang Korea Selatan.

Sebagai respon, pada bulan Mei, Korea Utara mengirim balon besar ke arah selatan yang berisi sampah, tanah, dan potongan kertas serta plastik.

Menurut laporan media pemerintah KCNA, Korea Utara mengklaim telah mengirim sekitar 3.500 balon yang membawa 15 ton sampah ke Korea Selatan, dengan mengutip pernyataan dari Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara, Kim Kang Il.

Balon-balon tersebut mulai mendarat di Korea Selatan minggu lalu, mengganggu penerbangan sementara dan memaksa otoritas untuk mengeluarkan peringatan kepada warga untuk tetap di dalam rumah. Sampai hari Senin, militer Korea Selatan telah menemukan sekitar 1.000 balon. Meskipun pemerintah melarang aksi tersebut, aktivis Korea Selatan bersikeras akan terus mengirim balon ke Korea Utara.

Park Sang-hak, pemimpin FFNK dan mantan pembelot Korea Utara yang telah menetap di Korea Selatan beberapa tahun lalu, menyebut materi yang dikirimkan sebagai pesan kebenaran dan kebebasan. Park mengingat pengalamannya sebagai pemuda di Korea Utara ketika ia melihat balon besar di langit pada tahun 1992. 

“Tiba-tiba, suatu objek bulat muncul dengan suara keras, dan selebaran mulai berjatuhan dari langit. Saya tahu saya tidak boleh melihatnya, jadi saya segera menyembunyikannya di saku saya dan membacanya di kamar mandi,” ujar Park Sang seperti mengutip dari Beritasatu.

Selebaran yang ia simpan menceritakan kisah para pembelot Korea Utara dan pelarian mereka, beberapa di antaranya melarikan diri ke Tiongkok sebelum akhirnya mencapai Korea Selatan.

Delapan tahun setelah itu, Park melarikan diri dari Korea Utara dan tiba di Korea Selatan pada tahun 2000. Dia mulai misinya mengirim balon ke Korea Utara pada tahun 2006.

Selebaran yang dikirimkan oleh Park berisi informasi tentang keluarga Kim Jong-un, termasuk pembunuhan saudara tiri Kim Jong Nam, serta buku panduan tentang kemajuan ekonomi dan politik Korea Selatan, termasuk gambar bandara utama Seoul dan pesawat tempur negara tersebut.

“Korea Selatan bukanlah koloni Amerika atau gurun yang tidak berperikemanusiaan seperti yang diajarkan di Korea Utara. Kami mengirimkan uang, obat-obatan, fakta, kebenaran, dan cinta, namun sebagai balasan, mereka mengirimkan kotoran dan sampah. Ini adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan kejam,” lanjutnya

Di sisi lain, warga Korea Selatan yang tinggal dekat perbatasan merasa cemas. Song Kwang-ja, berusia 84 tahun, dari kota Yongin, mengungkapkan kekhawatirannya.

“Saya telah melalui Perang Korea dan kesulitan lainnya, dan saya takut akan perang lagi. Ini mengingatkan saya pada masa lalu. Saya merasa ngeri hanya dengan memikirkannya dan membicarakannya,” katanya, menambahkan bahwa balon-balon tersebut terasa seperti lelucon anak-anak.

Insiden ini telah memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua negara. Pada minggu ini, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan semua aktivitas militer di dekat garis demarkasi dan menangguhkan perjanjian tahun 2018.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Most Viewed